Connect with us
Pln

CEO TALK

276 Tahun Pos Indonesia: Transformasi SDM Pos Indonesia Membuahkan Hasil Positif

AVATAR-Media-BUMN

Published

on

Transformasi SDM

MEDIABUMN.COM, Jakarta – Dalam perjalanannya, Pos Indonesia membuahkan hasil di bidang SDM dari hasil transformasi yang dilakukan perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan prestasinya dalam meraih sejumlah penghargaan bergengsi. Salah satu yang terbaru, Pos Indonesia memperoleh dua penghargaan dalam Human Capital on Resilience Award 2022 yang diselenggarakan di Bandung pada 29 Juli 2022 lalu.

Penghargaan yang diterima perusahaan adalah The Best Human Capital Support on Business Transformation dan The Best Human Capital in Digital Transformation. Penghargaan yang diterima Pos Indonesia merupakan hasil keseriusan perusahaan dalam melakukan transformasi, terutama yang terkait dengan pengelolaan SDM untuk menghadapi perubahan bisnis.

Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi, di usianya yang menginjak 276 tahun, Pos Indonesia telah memiliki 17.300 lebih karyawan yang harus terus dijaga agar tetap relevan dengan kebutuhan pelanggan. Menjaga diri tetap relevan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, terlebih lagi di zaman yang perubahannya sangat cepat terjadi, sulit diprediksi dan sulit dikendalikan.

Bentuk transformasi SDM yang dilakukan Pos Indonesia antara lain: (1) Menyiapkan struktur organisasi yang lebih fokus pada bisnis, simplifikasi birokrasi, dan sentralisasi fungsi pendukung dengan menyeimbangkan kembali organisasi Regional dari 11 regional menjadi 6 regional dan 205 Kantorpos menjadi 42 Kantor Cabang Utama dan 169 Kantor Cabang.

(2) Menyiapkan pemimpin-pemimpin Pos Indonesia dengan melakukan program pengembangan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Untuk mengisi kebutuhan pemimpin Pos Indonesia di masa mendatang, Pos Indonesia menyelenggarakan Talent Development Program untuk mengejar gap kompetensi yang dibagi berdasarkan talent pool.

(3) Mengubah perencanaan man-power sesuai dengan perkembangan bisnis yang baru, mendorong program kemitraan di bidang pekerjaan tertentu dan pembentukan kompetensi baru sesuai dengan kebutuhan bisnis untuk mendorong productivity enhancement.

STRATEGI TRANSFORMASI MASUK RJPP

Faizal memaparkan, transformasi merupakan proses yang panjang, sehingga diharapkan programnya bisa berjalan terus, ada atau tidak ada dirinya sebagai pemimpin dalam perusahaan.

Hal itu yang mendasari keputusan bahwa program transformasi harus dicantumkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Pos Indonesia pada periode 2023-2027. “Saat ini sedang disahkan Kementerian BUMN dan dijadikan pedoman 5 tahun ke depan, siapapun pengurusnya, (program transformasi) harus dijalankan,”ujar Faizal.

Pada akhirnya, RJPP akan menjadi dasar bagi pemimpin perusahaan untuk Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) setiap tahunnya. Tak dapat dipungkiri, perusahaan mengalami perubahan target performa dalam beberapa tahun terakhir, seiring terjadi pandemi Covid-19. Terlebih, kondisi ekonomi global juga mengalami fluktuasi, terdapat pula kondisi kelangkaan pangan dan energi akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi penawaran dan permintaan di seluruh dunia. Hal ini berdampak pada kondisi ekonomi makro di Indonesia.

Pada dasarnya, dalam jangka pendek, Pos Indonesia berambisi meningkatkan proses bisnis yang membuahan profitabilitas tinggi. Selain itu, melakukan reorganisasi untuk mendorong strategi bisnis, dan memberi kepuasan terhadap pelanggan.

Dalam jangka menengah, perusahaan pelat merah ini berencana melakukan investasi di bidang proses dan teknologi demi meningkatkan kualitas dan layanan bagi pelanggan. Hal tak kalah penting ialah membangun tata kelola perusahaan dan sumber daya manusia untuk menciptakan budaya yang cocok dengan industri.

Sementara itu, dalam jangka panjang, Pos Indonesia berharap bisa berkembang melalui kolaborasi dengan perusahaan dan bisnis lain serta memberi kontribusi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lain.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pos Indonesia memiliki dua peran strategis yaitu sebagai korporasi perseroan harus mencetak keuntungan, sementara di sisi lain, sebagai perusahaan milik negara, Pos Indonesia juga mengemban tugas menjadi agen pembangunan (agent of development). Hal ini dilakukan melalui kontribusi dan berperan langsung dan tidak langsung dalam pertumbuhan ekonomi dan program pemerintah.

Nyatanya Pos Indonesia mampu menjalankan kedua peran tersebut dengan baik dan seimbang. Perusahaan terus berupaya melakukan penghitungan dan analisis bisnis secara matang. Hal itu dibutuhkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, terutama di masa kritis seiring kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Pada intinya adalah perusahaan selalu berupaya menyelesaikan tugas membantu program pemerintah secara optimal. Hal itu dilakukan tentu dengan tetap mengutamakan kepentingan masyarakat, tetapi juga tetap concern terhadap aspek komersial lainnya agar Pos Indonesia juga mampu berperan dengan berkontribusi kepada negara dari sisi pajak dan profit. []

Continue Reading