Agrobisnis & Pangan
Laba PT Pupuk Indonesia Capai Rp19 Triliun, Transformasi Bisnis Jadi Pemicunya
MEDIABUMN.COM, Jakarta – Laba PT Pupuk Indonesia sepanjang tahun 2022 terbilang sangat fantastis yakni tembus di angka Rp19 triliun.
Capaian laba PT Pupuk Indonesia ini tak terlepas dari pendapatan perseroan di tahun 2022 yang lebih dari Rp100 triliun.
Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman buka-bukaan terkait rahasia sukses perseroan dalam meraup laba PT Pupuk Indonesia.
Menurutnya, peningkatan kinerja PT Pupuk Indonesia tidak terlepas dari langkah transformasi bisnis yang diarahkan Menteri BUMN Erick Thohir, terutama dalam hal sentralisasi pemasaran.
Bakir menyebut sentralisasi yang dilakukan telah memperkuat kemampuan perusahaan dan seluruh anak usaha dalam melayani dan memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri.
Sentralisasi juga telah meningkatkan penetrasi pasar hingga ke luar negeri dengan menghadirkan berbagai produk komersil berupa pupuk dan nonpupuk.
“Untuk sentralisasi pemasaran sudah dimulai sejak tahun 2021 dan dampaknya sangat signifikan pada kinerja perusahaan. Kami mampu meningkatkan penetrasi pasar di luar negeri, sekaligus mengamankan pasokan pupuk subsidi dan nonsubsidi untuk dalam negeri,” kata Bakir dalam keterangan tertulis, Senin (9/1/2023).
Penjualan yang tinggi berdampak pada pendapatan perusahaan tahun 2022 sekitar Rp 103 triliun dengan laba PT Pupuk Indonesia Rp19 triliun (unaudited).
Bakir menyebut pendapatan ini paling banya dari penjualan produk komersil dan nonpupuk sebesar 65 persen
Sementara penjualan pupuk ke sektor nonsubsidi sebanyak 4,08 juta ton atau 101 persen dari target, dan penjualan non pupuk sebanyak 1,45 juta ton atau 130 persen dari target.
“Besaran laba PT Pupuk Indonesia memang naik meski belum keluar hasil auditnya, tapi itu artinya kami berhasil mengoptimalkan penjualan dengan sentralisasi pemasaran ini,” ungkapnya.
Beberapa produk yang penjualannya melonjak setelah sentralisasi ini, kata Bakir terutama amoniak dan urea yang naik dari segi tonase maupun harga jualnya.
Meski begitu penetrasi di luar negeri naik, perseroan tetap memprioritaskan pemenuhan pasokan dalam negeri, baik kebutuhan pupuk subsidi, non subsidi atau produk komersil lainnya.
Sebelumnya BUMN Pupuk ini telah meluncurkan program 1.000 kios pupuk yang terbukti mampu memudahkan akses bagi petani untuk mendapatkan berbagai produk.
Bakir menyatakan, program ini ditarget bisa masuk di semua kecamatan sehingga tidak ada lagi keluhan petani terkait sulitnya mendapatkan pupuk.
Menurutnya, sentralisasi pemasaran pupuk bisa menghilangkan kompetisi antar anak perusahaan sekaligus mengurangi biaya distribusi dan mempercepat alur distribusi.
“Skema ini juga telah meningkatkan daya tawar yang membuat kita bisa mendapat harga jual yang lebih baik dari sebelumnya,” kata Bakir.
Saat ini fungsi promosi, marketing dan penetrasi (di dalam dan luar negeri) sepenuhnya diambil alih holding pupuk, sehingga anak perusahaan bisa fokus dalam kinerjanya sebagai unit-unit produksi. []