Energi & Tambang
Pertamina Berdayakan Pelaku UMKM Desa Tasikharjo melalui Energi Terbarukan Tenaga Surya hingga hemat hingga 15 Juta Rupiah Per Tahun
MEDIABUMN.COM, Jakarta – Melanjutkan jejak sukses program Desa Energi Berdikari dengan memberdayakan masyarakat, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Fuel Terminal Tuban memberikan edukasi dan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Jatimbalinus Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Energi terbarukan ini juga telah mendukung kebutuhan energi program pemberdayaan UMKM setempat, Ekonomi Kreatif Tasikhrjo (Ekokraf Asik), serta menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di daerah sekitar.
Sebanyak 35 penerima manfaat melalui program Ekokraf Asik yang terdiri dari tiga program pemberdayaan UMKM, yaitu Program UMKM Batik Sekar Tanjung, Program Jahit Sekar Tanjung, dan Program Ethical Creative Tasikharjo ini memanfaatkan potensi alam dan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk-produk kreatif yang berkualitas dan ramah lingkungan sekaligus memutar roda ekonomi warga desa.
“Pemanfaatan EBT dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dengan menyediakan energi yang terjangkau dan andal. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya dengan cara memaksimalkan transisi energi, hal ini juga membantu pelaku ekonomi kreatif untuk berinovasi dan mengembangkan produk dan layanan desa setempat dan juga dapat membantu melindungi lingkungan,” jelas Adriansyah, Fuel Terminal Manager Tuban.
Energi terbarukan ini juga telah mendukung reverse osmosis dan Eco Pengolahan Limbah Komunal untuk mencapai kemandirian akses air di Desa Tasikharjo. Selain itu, panel surya juga mendukung kegiatan produksi sistem pengolahan limbah 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
Dengan kapasitas 6,54 kWp PLTS ini mampu menghasilkan listrik hingga 10.241 kWh per tahun. Didukung oleh baterai lithium 10 kWh, yang dapat menghemat biaya listrik hingga Rp15 juta per tahun. Selain itu, energi terbarukan ini juga mampu mengurangi emisi karbon 8.502 kg CO2 eq/tahun.
Program Desa Energi Berdikari telah menghasilkan manfaat 170.880 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi biogas dan gas metana, 8.000 watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin.
Susiani, warga Desa Tasikharjo mengatakan, “Dengan adanya energi terbarukan ini, pergerakan produktivitas UMKM Desa Tasikharjo terus berkembang. Hal ini pun juga memberikan wawasan baru kepada kami dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, sehingga kami pun juga dapat menjaga pelestarian lingkungan desa kami.”
Sejak 2019, program Desa Energi Berdikari telah menghasilkan manfaat 170.880 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi biogas dan gas metana, 8.000 watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin, serta berdampak pengurangan emisi karbon sebesar 565.928 ton Co2eq per tahun.
Desa Energi Berdikari juga turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dan memberikan dampak perekonomian bagi 3.201 Kepala Keluarga (KK) dengan total multiplier effect sebesar manfaat Rp1,8 miliar per tahun. Harapannya melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, masyarakat dapat mengembangkan potensi ekonominya dengan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat serta pengembangan produk UMKM yang dihasilkan sampai dengan pemberian edukasi terkait pemanfaatan dan perawatan fasilitas energi terbarukan.
Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi menjelaskan program TJSL dari Pertamina ini sejalan dengan SDG yang telah diupayakan Pemerintah poin ke-6 (air bersih dan sanitasi layak), ke-7 (energi bersih & terjangkau), dan ke-8 (pekerjaan layak & pertumbuhan ekonomi), dan Poin 13 (penanganan perubahan iklim). “Selain itu, program ini juga sebagai aksi nyata Pertamina untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060”, tutup Ahad.[]